Profil Desa Randusari

Ketahui informasi secara rinci Desa Randusari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Randusari

Tentang Kami

Profil Desa Randusari, Prambanan, Klaten. Dikenal sebagai lumbung pangan di kawasan Prambanan, desa ini merupakan pusat inovasi pertanian, terutama dalam pengembangan sistem mina padi dan pertanian organik, menjaga ketahanan pangan di tengah kepungan pari

  • Lumbung Pangan Kawasan Prambanan

    Desa Randusari merupakan salah satu sentra pertanian padi terpenting di Kecamatan Prambanan, dengan hamparan sawah subur yang berfungsi sebagai lumbung pangan penyangga bagi wilayah sekitarnya.

  • Pusat Inovasi Pertanian Mina Padi

    Desa ini dikenal sebagai salah satu pelopor dan pusat pengembangan sistem pertanian terpadu "Mina Padi" (menggabungkan budidaya padi dengan ikan), yang meningkatkan produktivitas lahan dan pendapatan petani.

  • Potensi Agrowisata Edukatif

    Berkat inovasi pertaniannya dan lanskap persawahan yang indah berlatar candi, Randusari memiliki potensi besar sebagai destinasi agrowisata yang menawarkan pengalaman edukatif tentang pertanian berkelanjutan.

XM Broker

Di tengah gemerlap pariwisata dan cagar budaya yang mengelilingi Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Desa Randusari memantapkan perannya sebagai penjaga ketahanan pangan. Desa ini adalah jantung agraris, sebuah lumbung padi yang subur di mana inovasi pertanian tumbuh sehijau hamparan sawahnya. Dikenal sebagai salah satu pusat pengembangan sistem mina padi, Randusari menjadi bukti bahwa pertanian modern dan berkelanjutan dapat berkembang harmonis, bahkan di tengah kepungan kawasan wisata kelas dunia.

Geografi Subur di Antara Dua Candi

Desa Randusari dianugerahi lokasi dan kondisi alam yang sangat mendukung untuk kegiatan pertanian. Terletak di antara dua candi megah, Candi Prambanan di sisi barat dan Candi Plaosan di sisi timur, desa ini memiliki lahan seluas sekitar 2,45 kilometer persegi yang mayoritas merupakan sawah beririgasi teknis.

Batas-batas wilayahnya meliputi:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Taji

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Bugisan

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Tlogo

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Tlogo dan wilayah DI Yogyakarta

Kesuburan tanahnya merupakan hasil dari endapan material vulkanik purba dari Gunung Merapi, menjadikannya sangat ideal untuk budidaya padi. Pemandangan di Randusari adalah hamparan sawah luas yang membentang, menawarkan panorama pedesaan yang asri dan menenangkan, sebuah kontras yang indah dengan kemegahan candi-candi di kejauhan.

Inovasi Mina Padi: Panen Padi Sekaligus Ikan

Perekonomian Desa Randusari berakar kuat pada sektor pertanian, khususnya padi. Namun masyarakat petani di sini tidak berhenti pada metode konvensional. Mereka dikenal sebagai salah satu komunitas petani paling inovatif di Klaten, terutama dalam menerapkan dan mengembangkan sistem pertanian terpadu "Mina Padi".

Sistem Mina Padi adalah teknik budidaya yang menggabungkan penanaman padi dengan pemeliharaan ikan (umumnya ikan nila atau emas) di petak sawah yang sama. Parit-parit kecil atau caren dibuat di sekeliling dan tengah sawah sebagai ruang bagi ikan untuk hidup. Model ini memberikan keuntungan ganda:

  • Peningkatan Pendapatan: Petani bisa mendapatkan dua hasil panen sekaligus dari satu lahan, yaitu padi dan ikan, yang secara signifikan meningkatkan pendapatan mereka.

  • Pertanian Berkelanjutan: Kehadiran ikan membantu mengendalikan hama (seperti wereng) dan gulma secara alami. Kotoran ikan juga berfungsi sebagai pupuk organik yang menyuburkan tanah, sehingga mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida.

"Dengan mina padi, hasil kami jadi dobel. Sawah juga jadi lebih sehat karena tidak banyak pakai bahan kimia. Ini cara kami bertani sekaligus menjaga alam," ungkap seorang anggota kelompok tani maju di Desa Randusari. Keberhasilan ini menjadikan Randusari sebagai lokasi percontohan dan studi banding bagi para petani dari berbagai daerah.

Peran Aktif Kelompok Tani dan Regenerasi

Kunci keberhasilan inovasi pertanian di Randusari terletak pada kelembagaan petaninya yang kuat dan aktif. Kelompok-kelompok tani di desa ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah penyaluran bantuan pemerintah, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran, berbagi pengalaman dan penyelesaian masalah bersama.

Mereka secara kolektif mengelola irigasi, menentukan jadwal tanam, dan aktif mencari informasi tentang teknologi pertanian terbaru. Antusiasme ini juga menular ke generasi muda. Berbeda dengan banyak desa lain yang mengalami krisis regenerasi petani, di Randusari mulai muncul petani-petani muda yang melihat pertanian sebagai bisnis yang menjanjikan, terutama dengan adanya inovasi seperti mina padi dan pertanian organik.

Potensi Agrowisata yang Menanti untuk Digali

Dengan segala keunggulannya, Desa Randusari memiliki potensi besar yang belum tergarap maksimal: agrowisata. Kombinasi antara lanskap persawahan yang indah, latar belakang siluet candi, dan inovasi pertanian yang edukatif merupakan modal yang sangat kuat untuk menarik wisatawan.

Beberapa konsep agrowisata yang dapat dikembangkan:

  • Tur Sawah Edukatif: Mengajak wisatawan berjalan atau bersepeda di pematang sawah sambil belajar tentang sistem mina padi, cara tanam padi organik, dan ekosistem sawah.

  • Pengalaman Menjadi Petani: Menawarkan paket di mana wisatawan dapat mencoba langsung aktivitas seperti menanam padi atau menangkap ikan di sawah.

  • Kuliner Khas Sawah: Mendirikan warung atau gazebo di tengah sawah yang menyajikan hidangan dari hasil panen setempat, seperti nasi organik dengan lauk ikan bakar segar.

Pengembangan agrowisata ini tidak hanya akan memberikan sumber pendapatan baru bagi warga, tetapi juga akan memperkuat citra Randusari sebagai desa yang inovatif dan peduli terhadap kelestarian lingkungan. Dengan terus menjaga semangat agrarisnya, Desa Randusari membuktikan bahwa sawah bukan hanya ladang produksi, tetapi juga ladang ilmu dan inspirasi.